Pulau-pulau yang sebelumnya tak dikenal mulai bermunculan saat es laut Kutub Utara pada musim panas menyusut hingga tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah pemanasan global mengalahkan proyeksi PBB, kata beberapa ahli.
Anjing laut dan beruang kutub juga menderita tahun ini di kepulauan Norwegia, Svalbarad, karena es laut yang mereka andalkan sebagai lahan perburuan mencair jauh lebih dini dibandingkan biasanya.
"Berkurangnya salju dan es terjadi dengan sangat cepat," kata Menteri Lingkungan Hidup Norwegia Helen Bjoernoy pada seminar 40 ilmuwan dan politikus yang dimulai Senin malam di Ny Alesund, 1.200 kilometer dari Kutub Utara.
"Percepatan ini mungkin lebih cepat daripada yang diperkirakan" oleh panel cuaca PBB tahun ini, kata wanita menteri itu kepada wartawan pada seminar 20-22 Agustus tersebut. Ny Alesund menyebut dirinya sebagai permukiman permanen paling utara di dunia, dan menjadi pangkalan bagi penelitian Kutub Utara.
Panel PBB yang terdiri atas 2.500 ilmuwan pada Februari menyatakan es musim panas dapat nyaris punah di Kutub Utara pada penghujung abad ini. Pemanasan dalam 50 tahun terakhir, katanya, "kelihatannya sangat mungkin merupakan akibat" dari gas rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar fosil.
"Mungkin akan ada Kutub Utara yang bebas es paling lambat pada pertengahan abad ini," kata Christopher Rapley, Direktur Penelitian Antartika Inggris, pada seminar tersebut. Ia menuduh Panel Antar-Pemerintah PBB mengenai Perubahan Iklim (IPCC) meremehkan pencairan itu.
Gugusan gletser yang membentang ke laut di seluruh Svalrbard telah memperlihatkan beberapa pula yang tak termaktub di dalam peta.
"Pulau-pulau bermunculan tepat di luar teluk sempit di sini" saat gletser menyusut, kata Kim Holmen, Direktur Penelitian Lembaga Kutub Norwegia. "Kita sudah menyaksikan dampak merugikan terhadap beruang kutub dan spesies lain."
"Saya mengetahui dua pulau yang muncul di sebelah utara Svalbard pada musim panas ini. Keduanya belum diklaim," kata Rune Bergstrom, ahli lingkungan hidup di Kantor Gubernur Norwegia di Svalbard.
Ia menyatakan ia telah melihat salah satu dari kedua pulau tersebut, yang besarnya seukuran lapangan basket. Pulau juga telah muncul dalam beberapa tahun belakangan di lepas pantai Greenland dan Kanada, demikian Reuters.*Antara.co.id
Anjing laut dan beruang kutub juga menderita tahun ini di kepulauan Norwegia, Svalbarad, karena es laut yang mereka andalkan sebagai lahan perburuan mencair jauh lebih dini dibandingkan biasanya.
"Berkurangnya salju dan es terjadi dengan sangat cepat," kata Menteri Lingkungan Hidup Norwegia Helen Bjoernoy pada seminar 40 ilmuwan dan politikus yang dimulai Senin malam di Ny Alesund, 1.200 kilometer dari Kutub Utara.
"Percepatan ini mungkin lebih cepat daripada yang diperkirakan" oleh panel cuaca PBB tahun ini, kata wanita menteri itu kepada wartawan pada seminar 20-22 Agustus tersebut. Ny Alesund menyebut dirinya sebagai permukiman permanen paling utara di dunia, dan menjadi pangkalan bagi penelitian Kutub Utara.
Panel PBB yang terdiri atas 2.500 ilmuwan pada Februari menyatakan es musim panas dapat nyaris punah di Kutub Utara pada penghujung abad ini. Pemanasan dalam 50 tahun terakhir, katanya, "kelihatannya sangat mungkin merupakan akibat" dari gas rumah kaca yang diakibatkan oleh penggunaan bahan bakar fosil.
"Mungkin akan ada Kutub Utara yang bebas es paling lambat pada pertengahan abad ini," kata Christopher Rapley, Direktur Penelitian Antartika Inggris, pada seminar tersebut. Ia menuduh Panel Antar-Pemerintah PBB mengenai Perubahan Iklim (IPCC) meremehkan pencairan itu.
Gugusan gletser yang membentang ke laut di seluruh Svalrbard telah memperlihatkan beberapa pula yang tak termaktub di dalam peta.
"Pulau-pulau bermunculan tepat di luar teluk sempit di sini" saat gletser menyusut, kata Kim Holmen, Direktur Penelitian Lembaga Kutub Norwegia. "Kita sudah menyaksikan dampak merugikan terhadap beruang kutub dan spesies lain."
"Saya mengetahui dua pulau yang muncul di sebelah utara Svalbard pada musim panas ini. Keduanya belum diklaim," kata Rune Bergstrom, ahli lingkungan hidup di Kantor Gubernur Norwegia di Svalbard.
Ia menyatakan ia telah melihat salah satu dari kedua pulau tersebut, yang besarnya seukuran lapangan basket. Pulau juga telah muncul dalam beberapa tahun belakangan di lepas pantai Greenland dan Kanada, demikian Reuters.*Antara.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar